PENGALAMAN PRIBADI MENGENAL FREEDIVING (SELAM BEBAS)
Saya petama kali mencoba belajar freediving sekitar pertengahan tahun 2010
sejak mengikuti pembelajaran mengenai olahraga baru yaitu hoki bawah air
(Underwater Hockey).
Sewaktu mau main hoki bawah air di Senayan, teman saya Paula Florina cerita
ke saya mengenai freediving kalau di Bali ada pembelajaran mengenai freediving
dari SSI. Lalu saya ajak Flo, yuk kita iseng-iseng menyelam di kolam “cendol”
(ukuran kolam 3 M x 20 M, sedalam 1.8 M). Pada awalnya menyelam sejauh 20
Meter, napas saya pas persis habis saat tangan menyentuh tembok dan kemudian
tarik napas. Ada seorang freediver “alam” namanya Dio yang bersamaan pula ingin
ikut main hoki bawah air. Saya lalu berkenalan dengan Dio bagaimana caranya
untuk melakukan penyelaman bebas (freediving). Dan ternyata ada kemajuan
lumayan, saat mencoba menyelam jarak 20 M lalu mencoba teknik dan cara yang
diberitahukan oleh Dio menghasilkan manfaat.
Lalu berlanjut pada saat buka jejaring social FB, saya di invite oleh Dio
untuk gabung komunitasnya freediving dia di Jakarta yaitu Deepblue,
dimana latihan selalu diadakan setiap hari Minggu jam 10 pagi di Senayan. Dan berlanjut latihannya dengan ajakan coba latihan di kolam renang
simpruk, disana saya coba untuk melakukan static sebanyak 4 kali dan baru
mencapai maksimal 2 menit 45 detik. Komunitas freediving Deepblue
berkembang, dari sini saya kenal dengan Nino, Dayat, Titis, Tere, Anih, Jason,
Satya, Daniel, Lydia, Rama dan banyak sekali freediver lainnya. Di komunitas
Deepblue ini banyak sekali intimidasi, dan ancaman terutama kepada Dio sebagai
founder Deepblue karena di komunitas ini tidak ada instruktur resmi maupun
mentor yang sudah memiliki sertifikat freediving. Lalu teman2 tetap bertekad
buat organisasi yang terstruktur dengan penunjukkannya saya sebagai ketua.
Lalu berlanjut dengan ajakan Dio untuk mencoba memperdalam ilmu lagi untuk
belajar freediving di Phuket. Dari sinilah saya mencari pelatihan freediving
yang ada di Phuket maupun di Bali. Pada awalnya saya tidak mengerti apa itu
AIDA dan apa itu SSI untuk freediving. Lalu saya mencoba mengirimkan email ke
Sarah (we freedive di Phuket), apakah anda sebagai instruktur freediving bisa
datang Jakarta untuk mengajarkan kita. Ternyata oleh mereka disambut baik dan
bersedia datang ke Jakarta dengan syarat saya harus mengumpulkan 8 orang yang
mau belajar. Lalu saya coba
memberitahukan teman teman yang ikut di komunitas Deepblue, siapa saja yang
ingin ikut pelatihan freediving. Ternyata dari komunitas deepblue berhasil
mengumpulkan 8 orang, lalu segeralah saya kontak mereka dan diwajibkan bayar
uang muka dulu 50% dengan Paypal.
Dari ke 8 orang yang ikut AIDA 2 star pada saat itu adalah :
1. Arif Junus
2. Paula Florina
3. Anih Wijaya
4. Jason Hakim
5. Satya Made
6. Andrew
7. Daniel
8. Lydia
Kami ber 8, sangat bersemangat sekali mengikuti kelas pendidikan freediving
ini dan mulailah dengan pengaturan jadual kelas, penjemputan instruktur,
pencarian akomodasi sampai dengan mencarikan lokasi spot utk open water di
laut.
Hari jumat 9
September 2011, pada pagi hari kita pinjem ruangan global dive untuk
kelas teori selama 4 jam lebih lalu berlanjut dengan latihan di kolam berupa
latihan static apnea dan dynamic apnea, semua peserta pada umumnya masih belum benar dalam teknik gerakan kaki bawah air. Setelah selesai kami pun makan bersama
di plaza senayan dan kamipun banyak bertanya hal hal mengenai freediving pada
akhirnya kami harus bersiap siap kembali untuk esok hari sabtu berangkat ke
pulau pramuka.
Dari kiri ke kanan : Andrew, Richard, Sarah, Arif, Lydia n Jason |
|
Static Apnea |
Static Apnea |
Lalu ke esokan harinya Sabtu pagi kami pun berangkat ke pulau pramuka dan setibanya di pulau pramuka, kita bersiap siap untuk latihan di laut yaitu duck dive, free immersion, dan constant weight. Selesai pelatihan waktu tiba untuk istirahat dan pada malam harinya kami langsung disodorkan berupa ujian tertulis, bila benar menambah point dan bila salah mengurangi point. Wah bahaya nih, jadi kalau menjawab ujian tertulis saat itu sangat hati hati sekali dan akhirnya saya dan 6 teman lainnya berhasil lulus kecuali Jason. Kami ber 7 sudah santai dan tenang serta boleh istirahat tapi Jason dilanjutkan lagi dengan pengujian ulang secara lisan oleh Richard pada malam harinya.
Tibalah saatnya hari minggu pagi untuk pengujian free immersion dan
constant weight untuk bisa mencapai 16 meter. Setelah selesai pengujian free
immersion dan constant weight, kami dilanjutkan dengan pengambilan video clip
oleh Richard. Diakhir acara pelatihan, kami menunggu hasil ujiannya dan
ternyata 6 dinyatakan lulus AIDA 2 Star dan 2 dinyatakan lulus AIDA 1 Star
(karena tidak berhasil melewati limit jarak Dynamic Apnea AIDA 2 star).
![]() |
8 peserta mendapatkan sertifikat AIDA International |
Dari sinilah saya mendapatkan pembelajaran mengenai teori freediving yang
luar biasa dan puas walaupun harga yang dikeluarkan itu lumayan sangat mahal
menurut saya. Mereka sebagai instruktur banyak menceritakan mengenai pengalaman
pribadi maupun sebagai juri. Mulai dari yang freediver yang Samba, bleeding
maupun blackout, semuanya diceritakan sebab dan
akibatnya. Sehingga kami pun bisa memahami secara jelas dan benar dibanding
kalau lihat dari youtube, belajar dari internet dan lain lain tidak bisa tahu
dengan jelas sebab akibatnya.
Saat saya menjadi ketua pengurus di Deepblue pun merasakan sekali
intimidasi dari beberapa orang yang sebenarnya bertujuan baik agar jangan
sampai ada korban yang meninggal akibat salah dalam pengajaran di dunia
freediving yang masih baru di Indonesia ini. Saya dan teman teman tetap
melanjutkannya untuk ikut hadir dalam Pameran Deep n Extreem di Surabaya dimana
kehadiran kami disana dibantu oleh Paula Florina sebagai narasumber.
Dan mulailah babak baru pada akhir tahun 2011, Jason melanjutkan pelatihan
freedivingnya dengan ikut pelatihan dari AIDA 3 star lalu lanjut ke AIDA 4 star
di Phuket
bersama we freedive (Richard dan Sarah) sehingga langsung lulus mendapatkan predikat asisten instruktur.
Berhubung founder komunitas deepblue kurang aktif mengikuti kegiatan freediving
ini dan selalu kawatir dengan komunitasnya karena intimidasi dari pihak lain. Maka di awal tahun 2012 saya
langsung memutuskan buat komunitas freediving baru di Jakarta dengan nama Let’s
Freedive atas usulan Anih.
Kegiatan Let's freedive pertama kali di awal tahun yaitu mengadakan workshop perkenalan mengenai freediving dimana pesertanya mencapai 10 orang ada yang berasal dari semarang maupun jogya. Tujuan diadakan workshop ini adalah agar para freediver pemula sebatas memberikan pemaham teknik gerakan kaki yang benar dan tidak mengajarkan hal filosopi pernapasan dan lain lain karena kapasitas kami belum boleh untuk memberikan pengajaran sehingga hanya diawasi langsung oleh asisten instruktur Jason Hakim.
Setelah mengikuti pelatihan freediving dengan mengikuti literature AIDA
International, kemajuan kegiatan freediving saya semakin maju pesat dan juga
semakin percaya diri dalam hal keselamatan jiwa. Static Apnea menjaid 3:29
detik, Dynamic with fin 50M dan Dynamic no fin 50M.
Selanjutnya saya mencoba untuk memfasilitasinya dalam hal kegiatan
freediving seperti Let’s Freedive kembali ikut aktif dalam pameran Deep n
Extreem ke 2 tahun 2012 di Jakarta, dimana let’s freedive bekerjasama dengan
komunitas JUHC (Jakarta Underwater Hockey) untuk sharing tempat. Dalam Pameran
ini lumayan dapat sambutan yang baik, dengan kehadiran komunitas freediving
lampung X3X dan ada beberapa yang ingin ikut pelatihan freediving untuk batch
selanjutnya.
Mike (SSI Instruktur freedive Gili) n Arif (AIDA jakarta - lets freedive) di deep n extreem 2012 - Jakarta |
Teman teman di Let's freedive yang ikut meramaikan di deep n extreem 2012 - Jakarta |
Dan setelah pemeran deep n extreem 2012 disinilah pergantian ketua pengurus dari Saya, kemudian ketua kepengurusan yang baru untuk Let’s Freedive dipegang oleh Jason Hakim berhubung dia memiliki level AIDA yang paling tinggi dibanding teman teman yang lain.
Dan sepertinya mulai tahun 2012 sampai sekarang, mulai tumbuh terus
komunitas freediving di Indonesia baik itu komunitas freediving di Lampung,
Jogya, Pelabuhan Ratu, Bandung, Manado, Jambi dan mungkin ada komunitas freediving lainnya yang belum muncul.
Note. Video Clip aktifitas saat dynamic apnea dan open water akan di upload menyusul.